Jakarta - Sebagai pemilik dari situs belanja tas second asli milik artis Indonesia, Dewi Rezer dan partner bisnisnya, Sari tidak main-main dalam urusan orisinalitas dan kualitas. Menjaga kredibilitas adalah hal terpenting dan hal ini tercermin dari pemilihan produk, mulai dari keasliannya hingga model yang diprediksi akan cepat terjual dengan harga bersaing.
Menjual barang asli, berarti harus mengetahui perbedaan mana yang asli dan palsu. Pada dasarnya, Dewi dan Sari memiliki hobi yang begitu besar akan tas, sehingga tidak sulit membedakan model yang tidak pernah diciptakan hingga model yang klasik. Namun untuk urusan KW super, mereka lebih berhati-hati.
Dewi pun merelakan waktunya dengan melakukan banyak survei ke tempat-tempat yang terkenal menjual barang palsu atau KW, seperti Mangga Dua. Ia mengatakan: "Se-KW super apapun, pasti ketahuan bedanya yang asli dan palsu. Dari jahitan, material, bahkan kalau kita cium, bau kulit asli itu beda dengan yang palsu," ujarnya menjelaskan saat berbincang dengan wolipop di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/4/2012). Penting baginya untuk mengetahui tekstur dan detail jahitan tas palsu, mulai dari KW biasa hingga KW super.
Memahami tas branded palsu juga bisa dilakukan dengan sering mampir ke toko resmi. Melihat secara detail model tas yang disukai dan secara berkala melihat tas edisi khusus yang dijual sesuai tren musim yang berlaku. "Tas limited edition biasanya sangat mahal di awal peluncuruan, namun harganya sulit untuk bertahan seiring berjalannya waktu. Nggak heran model tas klasik seperti LV Speedy, meskipun modelnya itu-itu saja tetap diproduksi sampai kapanpun, harganya nggak jauh beda antara yang baru dengan yang second. Yang pasti tas second lebih murah dari harga barunya," tambah Dewi.
Saat ditanya apakah pernah ada artis yang menitipkan tas palsu, ia menjawab pernah. Namun hal ini bukan serta-merta dikarenakan artis tersebut suka mengoleksi barang KW, namun karena faktor ketidaktahuan. "Biasanya kasus seperti ini karena si artis nitip beli sama temennya yang sedang keluar negeri. Bukannya dibeliin tas asli, mereka malah dibeliin yang palsu. Jadi pas dititipin ke kita, kita tidak ambil," jelasnya.
Nama baik artis dan situs Bebelian dijaga dengan baik oleh Dewi dan Sari. Mereka pun menulis dengan jelas di situs bahwa barang yang dijual hanya produk asli. Jadi ketika mereka curiga ada barang palsu yang dititpkan, segera ditolak. Tak hanya itu, setiap model tas asli milik artis juga disortir kembali berdasarkan model yang populer hingga selera tertentu.
Menurut Dewi, ada empat merek yang paling cepat terjual; LV, Gucci, Chanel dan Prada. Bagaikan kacang goreng, model yang klasik langsung terjual hanya dalam hitungan menit setelah foto tas itu dipasang di situs. Sedangkan merek lain seperti Goyard, Fendi, Dior, mereka memiliki pelanggan spesifik, karena masih banyak orang daerah yang belum familiar. Pertanyaan seperti: "Kate Spade itu apa ya? Goyard apa kok bisa mahal banget ya? Bagus gak ya?," sudah biasa didengar Dewi.
Banyak juga pelanggan yang diakuinya menjadi pelanggan setia karena sering melakukan repeat order (pesan ulang) dan sudah nyaman dengan sistem pengiriman darinya. Adapula yang meminta saran hingga berkonsultasi gaya.
Menjual barang asli, berarti harus mengetahui perbedaan mana yang asli dan palsu. Pada dasarnya, Dewi dan Sari memiliki hobi yang begitu besar akan tas, sehingga tidak sulit membedakan model yang tidak pernah diciptakan hingga model yang klasik. Namun untuk urusan KW super, mereka lebih berhati-hati.
Dewi pun merelakan waktunya dengan melakukan banyak survei ke tempat-tempat yang terkenal menjual barang palsu atau KW, seperti Mangga Dua. Ia mengatakan: "Se-KW super apapun, pasti ketahuan bedanya yang asli dan palsu. Dari jahitan, material, bahkan kalau kita cium, bau kulit asli itu beda dengan yang palsu," ujarnya menjelaskan saat berbincang dengan wolipop di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (16/4/2012). Penting baginya untuk mengetahui tekstur dan detail jahitan tas palsu, mulai dari KW biasa hingga KW super.
Memahami tas branded palsu juga bisa dilakukan dengan sering mampir ke toko resmi. Melihat secara detail model tas yang disukai dan secara berkala melihat tas edisi khusus yang dijual sesuai tren musim yang berlaku. "Tas limited edition biasanya sangat mahal di awal peluncuruan, namun harganya sulit untuk bertahan seiring berjalannya waktu. Nggak heran model tas klasik seperti LV Speedy, meskipun modelnya itu-itu saja tetap diproduksi sampai kapanpun, harganya nggak jauh beda antara yang baru dengan yang second. Yang pasti tas second lebih murah dari harga barunya," tambah Dewi.
Saat ditanya apakah pernah ada artis yang menitipkan tas palsu, ia menjawab pernah. Namun hal ini bukan serta-merta dikarenakan artis tersebut suka mengoleksi barang KW, namun karena faktor ketidaktahuan. "Biasanya kasus seperti ini karena si artis nitip beli sama temennya yang sedang keluar negeri. Bukannya dibeliin tas asli, mereka malah dibeliin yang palsu. Jadi pas dititipin ke kita, kita tidak ambil," jelasnya.
Nama baik artis dan situs Bebelian dijaga dengan baik oleh Dewi dan Sari. Mereka pun menulis dengan jelas di situs bahwa barang yang dijual hanya produk asli. Jadi ketika mereka curiga ada barang palsu yang dititpkan, segera ditolak. Tak hanya itu, setiap model tas asli milik artis juga disortir kembali berdasarkan model yang populer hingga selera tertentu.
Menurut Dewi, ada empat merek yang paling cepat terjual; LV, Gucci, Chanel dan Prada. Bagaikan kacang goreng, model yang klasik langsung terjual hanya dalam hitungan menit setelah foto tas itu dipasang di situs. Sedangkan merek lain seperti Goyard, Fendi, Dior, mereka memiliki pelanggan spesifik, karena masih banyak orang daerah yang belum familiar. Pertanyaan seperti: "Kate Spade itu apa ya? Goyard apa kok bisa mahal banget ya? Bagus gak ya?," sudah biasa didengar Dewi.
Banyak juga pelanggan yang diakuinya menjadi pelanggan setia karena sering melakukan repeat order (pesan ulang) dan sudah nyaman dengan sistem pengiriman darinya. Adapula yang meminta saran hingga berkonsultasi gaya.
No comments:
Post a Comment